Kage no Jitsuryokusha ni Naritakute! LN Indo
Bab 1 : Jika masih dalam batas menjadi manusia, berarti kamu akan menguap oleh Nuklir
***
Aku tidak tahu apa penyebabnya, sejauh hal yang dapat ku ingat hanyalah aku selalu mengagumi
“kekuatan di belakang layar.”
Mungkin, karena anime? Manga? atau film?
sebenarnya itu bukan masalah. Selama itu adalah kekuatan di belakang layar, aku menyukainya.
Bukan Pahlawan, atau Last Boss. Hal yang ku maksud adalah mereka yang bekerja, merencanakan segala sesuatu dan hanya menunjukan kekuatan yang sebenarnya di belakang layar.
Aku mengagumi mereka, dan ingin menjadi bagian darinya.
Seperti orang-orang yang mengagumi pahlawan, seperti itulah kekagumanku terhadap kekuatan di belakang layar.
Tapi, tidak seperti anak-anak yang mengagumi pahlawan, kekagumanku tidaklah setengah-setengah. Bagiku itu adalah sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang membuat hatiku membara, dan sesuatu yang selalu mendorongku untuk tetap maju.
Karate, Boxing, Kendo, Ilmu beladiri campuran, dan banyak lagi. Untuk menjadi kuat, aku pelajari semuanya sambil menyembunyikan kekuatanku. Demi hari dimana aku akan menampakan diriku.
Di sekolah, aku adalah siswa yang biasa-biasa saja. Seperti karakter figuran A.
Tapi dibalik keseharianku, itu adalah latihan yang sangat melelahkan.
Itu adalah masa mudaku, dan kehidupanku di sekolah.
Namun seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa bimbang. Sepertinya sudah saatnya untuk menghadapi kenyataan.
Kenyataan bahwa semua usaha yang telah ku lakukan tak berarti.
Tidak perduli seberapa banyak ilmu beladiri yang ku kuasai, aku masih jauh dari kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh mereka ‘kekuatan yang tersembunyi di belakang layar’ yang ada dalam banyak kisah.
Kekuatan terbesar yang dapat ku miliki adalah kekuatan untuk mengalahkan beberapa berandalan. Jika senjata api juga digunakan, hal itu akan menjadi lebih sulit. Dan jika aku dikepung oleh pasukan bersenjata lengkap, tentu saja, aku akan ‘Tamat’.
‘Kekuatan di belakang layar’ yang di kalahkan oleh tentara. Sangat menggelikan.
Walaupun aku menambah beberapa dekade untuk berlatih, bahkan ketika aku menjadi ahli beladiri terkuat di dunia, jika aku dikelilingi sebuah pasukan, tentu saja aku akan dikalahkan. Mm, atau mungkin aku bisa menanganinya entah bagaimana. Mungkin, dengan latihan yang cukup, manusia bisa saja memiliki potensi untuk mengalahkan sebuah pasukan meskipun ia terkepung.
Tapi, walaupun aku dapat mengalahkan seluruh pasukan itu, jika 'Nuklir' jatuh di atas kepalaku, aku akan menjadi abu. Itu adalah batasan sebagai manusia.
Hanya hal ini yang dapat kukatakan dengan pasti. ‘Kekuatan di belakang layar’ yang kukagumi tidak akan kalah hanya karena sebuah 'Nuklir', yang berarti aku juga harus menjadi manusia yang tidak menjadi abu dihadapan 'Nuklir'.
Apa yang kuperlukan agar 'Nuklir' tidak dapat merubahku menjadi abu?
Kekuatan pukulan?
Tubuh yang kuat?
Stamina yang tak terbatas?
Tentu saja tidak.
Aku memerlukan sesuatu yang berbeda, suatu kekuatan dalam bentuk yang lain.
Sihir, mana, qi, aura, apa saja boleh. Aku perlu untuk mendapatkan sebuah kekuatan mistis dan sejenisnya.
Itulah kesimpulan yang ku dapatkan, setelah menghadapi kenyataan.
Jika ada seseorang yang mencari hal mistis, aku yakin semua orang akan meragukan kewarasan orang itu.
Tentu saja aku juga akan beranggapan bahwa dia tidak waras.
Tapi, bagaimana dengan kenyataannya?
Di dunia ini, belum ada yang dapat membuktikan adanya sihir. Tetapi sebaliknya belum ada juga yang dapat membuktikan bahwa itu tidak ada.
Kewarasan tidak akan memberikan kekuatan yang ku cari. Hal itu pasti terletak di luar batas kewajaran.
Sejak saat itu, latihanku menjadi lebih sulit.
Sihir. Mana. Qi. Aura. Tidak ada yang mengetahui cara untuk mempelajarinya.
Aku bermeditasi seperti buddha, bermeditasi di bawah air terjun, menguasai yoga, berpindah keyakinan, mencari roh, berdoa, bahkan aku pernah menyalib diriku sendiri.
Tidak ada jawaban yang tepat. Pilihanku hanyalah melakukan hal yang kuyakini, sendiri di dalam kegelapan.
Seiring waktu berlalu, aku telah tiba pada musim panas terakhir dari masa sekolahku.
Aku masih belum mendapatkan sihir, mana, qi, ataupun aura…
Setelah menyelesaikan latihan seperti biasa. Aku baru menyadari ternyata matahari sudah lama terbenam.
Aku mengenakan pakaian dalam yang kuletakan tak jauh dariku sebelum memakai seragam sekolahku.
Aku masih belum mendapatkan sebuah kekuatan mistis. Hanya saja, aku merasa seperti ada kemajuan dalam latihanku belakangan ini.
Seperti saat ini. Saat baru saja menyelesaikan sesi latihah, ada cahaya yang berkedip-kedip di dalam pikiranku, dan pandanganku menjadi tidak fokus.
Mungkin sihir… atau aura… Aku pasti merasakan efek dari salah satunya. Aku rasa latihan hari ini benar-benar berarti.
Dengan melepaskan seluruh pakaianku ketika berada di dalam hutan, aku dapat merasakan diriku menyatu dengan alam. Dan dengan terus membenturkan kepalaku dengan batang pohon yang besar, aku dapat membersihkan pikiranku dari hal yang dapat mengalihkan perhatian dan merangsang otak ku untuk mempercepat munculnya kekuatan mistis.
Ini adalah menu latihan logis yang sempurna. Aah, penglihatanku mulai buram. Rasanya seperti menderita geger otak. Dengan langkah yang seperti mengambang – membuatku merasa seperti terbang di udara! – dan aku turun ke hutan.
Tiba-tiba, aku melihat cahaya yang bergoyang. Dua buah cahaya, yang berbelok di udara. Sangat misterius! Sepertinya cahaya itu menuntunku.
“A-, apakah mungkin itu… sihir?” Aku mulai mendekat dengan langkah yang sempoyongan.
Itu pasti..! Pasti Sihir!
Akhirnya! aku akhirnya menemukan sebuah kekuatan mistis!
Tanpa ku sadari, langkahku berubah menjadi lari. Ada banyak akar pohon yang menghalangi, tapi walau aku terjatuh aku terus berguling ke arah cahaya itu, hanya menerobos maju seperti layaknya hewan liar.
“Sihir! Sihir! Sihir! Sihirsihirsihirsihirsihir!!!”
Aku melompat ke arah dua cahaya itu, dan menangkapnya…
“Ah…?”
Cahaya yang menyilaukan (lampu depan mobil) membuatku tak bisa melihat. Dengan suara decitan rem yang bergema di dalam kepalaku. Dan benturan yang menghempaskan tubuhku, dan aku… sihir… ku…. Kesimpulannya, aku berhasil menemukan sihir.
Ketika aku terbangun, sekelilingku dipenuhi oleh sihir. Ini mungkin sedikit berbeda dengan dua cahaya yang kulihat terakhir, tapi hey, siapa yang peduli dengan hal yang sepele.
Oh iya, dan hal yang sepele itu adalah, aku sepertinya bereinkarnasi. Mungkin karena aku berhasil menemukan sihir, gerbang reinkarnasi terbuka untuk ku, atau apalah, terserah, siapa peduli.
Saat ini, aku adalah bayi berusia beberapa bulan. Belum lama ini aku baru benar-benar sadar, dan indra ku yang masih kabur belum bisa mengetahui waktu, jadi aku tidak yakin secara lebih jelasnya.
Dan hal yang paling utama adalah, aku tidak mengerti bahasa. Hal yang ku tahu hanyalah dunia ini memiliki budaya seperti Eropa pada abad pertengahan, yang ku anggap itu cukup bagus.
Sebenarnya hal yang penting adalah aku akhirnya mendapatkan sihir. Itu adalah masalahnya. Proses dan keterangan tambahan lain
bukanlah urusanku.
Setelah aku sadar, aku sudah menyadari sihir.
Partikel bersinar yang terlihat melayang di udara adalah hal yang kurasakan pada saat berlari tanpa pakaian melewati padang bunga sebagai bagian dari latihanku di kehidupan sebelumnya.
Latihan itu tidaklah sia-sia. Buktinya adalah fakta bahwa aku dapat merasakan sihir secara langsung, dan sekarang aku telah mahir menggunakannya seperti menggunakan tangan dan kakiku sendiri.
Perasaan ini seperti pada saat aku menyalib diriku dalam keadaan telanjang… tidak, perasaan ini seperti saat aku berulang kali berpindah agama dan berdoa sambil menari dalam keadaan telanjang… aku yakin semua hasil dari latihanku selama ini berbuah manis.
Aku sudah membuktikan bahwa Body Strenging bisa dilakukan.
Menggunakan seluruh waktu luang yang dimiliki seorang bayi adalah berkah untuk berlatih, kali ini aku yakin akan menjadi ‘kekuatan di belakang layar’… ah, aku ingin boker.
Ngomong-ngomong, aku mempelajari bahwa burung tidak dapat mengontrol dirinya, seperti halnya bayi. Tak peduli sebanyak apapun pikiranku melarang, naluriku tetap memerintahkanku untuk mengeluarkannya.
Tetapi, dengan penguatan fisik yang telah kulatih pagi dan malam, aku mencoba menahannya untuk mengulur waktu, ketika….
“GYAaaaaaaAAAA” …. aku memanggil bantuan.
Setelah aku sadar, aku sudah menyadari sihir.
Partikel bersinar yang terlihat melayang di udara adalah hal yang kurasakan pada saat berlari tanpa pakaian melewati padang bunga sebagai bagian dari latihanku di kehidupan sebelumnya.
Latihan itu tidaklah sia-sia. Buktinya adalah fakta bahwa aku dapat merasakan sihir secara langsung, dan sekarang aku telah mahir menggunakannya seperti menggunakan tangan dan kakiku sendiri.
Perasaan ini seperti pada saat aku menyalib diriku dalam keadaan telanjang… tidak, perasaan ini seperti saat aku berulang kali berpindah agama dan berdoa sambil menari dalam keadaan telanjang… aku yakin semua hasil dari latihanku selama ini berbuah manis.
Aku sudah membuktikan bahwa Body Strenging bisa dilakukan.
Menggunakan seluruh waktu luang yang dimiliki seorang bayi adalah berkah untuk berlatih, kali ini aku yakin akan menjadi ‘kekuatan di belakang layar’… ah, aku ingin boker.
Ngomong-ngomong, aku mempelajari bahwa burung tidak dapat mengontrol dirinya, seperti halnya bayi. Tak peduli sebanyak apapun pikiranku melarang, naluriku tetap memerintahkanku untuk mengeluarkannya.
Tetapi, dengan penguatan fisik yang telah kulatih pagi dan malam, aku mencoba menahannya untuk mengulur waktu, ketika….
“GYAaaaaaaAAAA” …. aku memanggil bantuan.