Seven Bahasa Indonesia
Chapter 3 - Tujuh Leluhur
****
Setelah tertidur di kursi di lorong, aku menemukan diriku berada di ruangan tidak dikenal dengan para leluhurku.Kenapa aku dalam situasi seperti ini? Bahkan aku tak bisa mengertinya.
“Dan tunggu…”
Di tengah-tengah ruangan adalah sebuah meja bundar, besar, dan kursi kami mengelilinginya. Kursi-kursinya besar, dan tinggi sandarannya melebihi kepalaku.
Itu adalah kursi yang pantas dari atmosfir kelas-tinggi ruangan, tapi untuk suatu alasan, beberapa bagiannya kurang rasa kenyataan. Di sekitar ruangan, orb biru bundar tersemat di berbagai tempat.
Di tengah meja, ada satu orb, pucat, bersinar.
[Itu adalah kesalahanmu dalam mendidiknya!?]
[Bukan aku! Sejak awal, Keluarga Walt adalah garis sislsilah laki-laki, dan apa lagi, Lyle sudah resmi akan menjadi penerus! Itu jelas bukan salahku! Kalau aku ada saat itu terjadi, aku sudah memukul kepala putraku beberapa kali!]
Si pria barbar dan kakekku mencengkeram pakaian satu sama lain seolah akan berkelahi.
Sekilas, sepertinya si pria barbar lebih unggul, tapi reaksi dari yang lainnya dingin. Mereka meninggalkan keduanya, dan kembali ke pembicaraan denganku.
Dari pria berpakaian pemburu sebelumnya, aku meminta penjelasan.
[Kita tinggalkan dua orang yang berisik itu, dan melanjutkannya. Intinya, Lyle ditetapkan menjadi generasi kesembilan, tapi kalah dari adiknya, dan hak pewarisannya diambil darinya, dia diusir dari rumah. Sudah ada beberapa masalah dengan ceritanya, tapi kita kesampingkan itu untuk sekarang.]
Dia berusaha melanjutkan, tapi disana, si pria bergaya-barbar… Bangsawan Provinsi, dan pendiri dari Keluarga Walt, yang mempelopori satu kelompok untuk mengolah tanahnya, [Generasi Pertama, Basil Walt] membuka mulutnya.
[Tidak mungkin aku bisa biarkan itu begitu saja! Seseorang yang kalah pada seorang gadis lebih muda dari dirinya adalah pewaris selanjutnya? Jangan bercanda!]
[Barbar sialan! Apa yang kau katakan pada cucuku!?]
Kakekku memukulnya ke udara, tapi tetap, yang lainnya bersikap dingin.
Tapi di suasana dingin itu, sang pemburu… [Generasi Kedua, Crassel Walt] dengan santai mengabaikan mereka.
[Masalahnya ada di tempat lain. Kalian berdua, duduklah… Sekarang, normalnya, kita akan menentang seorang wanita meneruskan keluarga. Paling tidak, aku takkan menerimanya sebagai kepala, tak peduli seberapa cakap dirinya, dan aku ragu pendapatku akan berubah.]
Pendapat Kedua disetujui oleh Ketiga… [Generasi Ketiga, Sleigh Walt].
Dia mengenakan pakaian bangsawan tingkat-rendah, dan dia memberikan perasaan santai.
[Benar, maksudku, aku sendiri bisa menjadi kepala, dan putraku [Max] adalah kepala, meskipun aku punya seorang putri juga.]
Generasi Ketiga Sleigh adalah yang pertama dari Keluarga Walt yang gugur dalam pertempuran. Tapi penampilan dirinya tampak seperti seorang komandan berbudi luhur, yang mengepalai rear guard sementara sang Raja memerintahkan mundur.
Dia dikatakan sebagai seorang pria yang , sendirian, menahan satu pasukan dari puluhan ribu prajurit.
Pria di depan mataku tidak memberikan kesan seperti itu sama sekali.
[Oi, kau mati sebelum kau menjadi kepala apapun, bukan!? Kau pikir berapa banyak masalah yang harus kulalui karena itu!?]
Yang ini juga mengenakan busana bangsawan. Tapi seperti Generasi Kedua, dia memiliki aura orang bijak.
[Generasi Keempat, Max Walt] adalah pemimpin saat Keluarga Walt mencapai kebaronan.
Dan generasi kelima menghela nafas.
[Generasi Kelima, Fredricks Walt] seharusnnya yang paling penuh nafsu dari Keluarga Walt. Bahkan dengan seorang istri, dia sepertinya memiliki empat selir.
Tapi tidak seperti bayanganku akan dirinya, dia tidak memberikan udara santai semacam itu.
[Hah, hentikan. Semua orang punya masalah mereka sendiri. Tentu saja, aku juga.]
Di sana, Generasi Keenam, yang berambut merah, dan tampak-liar, mengangguk. [Generasi Keenam, Fiennes Walt] adalah individu yang menggunakan cara-cara licik untuk mengangkat keluarga ke Status Count.
Ayahku menyimpan satu lukisannya, dan setiap kali sesuatu yang buruk terjadi pada Keluarga Walt, dia akan mengeluarkannya, dan komplain padanya.
[Benar. Tapi untuk alasan sang putri menjadi pewaris keluarga adalah sebuah pertarungan penentuan… Brod, apa kau yakin kau tidak salah mendidiknya?]
[Generasi Ketujuh, Brod Walt] adalah kakekku.
[Putraku cukup ulung, bahkan di mataku. Juga, dari terakhir kali aku ingat, Lyle yang seharusnya di garis selanjutnya, dan Celes seharusnya hanya menerima pelatihan sebagai seorang nona bangsawan…]
Di depan mataku, aku melihat para leluhurku, dan mereka berdebat diantara mereka sendiri. Bahkan sejauh ini, itu bukanlah sesuatu yang aku sepenuhnya mengerti.
setelah mendengar ceritaku, Generasi Kedua mencapai kesimpulan.
[Sejujurnya, bung… itu jelas nggak mungkin, kan?]
Nada santainya mendapatkan persetujuan dari sekeliling.
[Benar.]
[Itu benar.]
[Putra bodohku itu… Dia minta dihajar.]
Dan akhirnya, pembicaraan mengarah kembali padaku. Kali ini, yang memberikan aura yang sama dengan generasi kedua, Generasi Keempat bertanya padaku.
[Itu yang membuatku bertanya-tanya. Maksudku, meskipun Lyle kalah darinya, aku tidak benar-benar mengetahui kompetensinya. Apa si gadis Celes itu benar-benar dipenuhi dengan anugerah?]
Ditanyai tentang Celes, aku menunduk. Aku tak ingin membawa-bawa dirinya dalam pikiranku, tapi aku bertaruh aku akan harus menjelaskannya.
(Kalau aku akan harus melakukannya pada akhirnya, aku harus menyelesaikannya sekarang.)
Memikirkan itu, aku mulai menjelaskan tentang Celes.
Adikku dua tahun juniorku, dan seorang gadis yang bisa mencapai apapun. Apapun yang beratus - ratus jam aku habiskan untuk memperolehnya, dia belajar dalam hanya beberapa jam…
Dan hal yang paling penting adalah…
“Adikkiu itu sempurna. Pembelajaran adalah satu hal, tapi di atas itu, haruskah aku menyebut atmosfir di sekitarnya tak ternoda…”
[Atmosfir? Dan apanya yang sempurna? Membuat seorang wanita menjadi penerus akan meletakkan kita pada ketidakunggulan secara politik, kan? Dia harus punya sesuatu yang cukup hebat untuk mengkompensasi itu.]
Generasi Pertama yang Barbar, yang duduk bersila di meja, menggigit diskusiku.
“…Dia bisa mempesona siapapun. Orang tuaku memang melihatku di awal. Tapi sekitar waktu aku berumur sepuluh tahun, atmosfirnya mulai berubah aneh… dan perlahan-lahan, atmosfir dari seluruh mansion mulai terpusat si sekitar Celes.”
Setelah aku mengatakan sebanyak itu, Generasi Pertama tampak berpikir dalam-dalam.
Generasi Keempat mendapatkan kembali kepemimpinan, dan memulai pembicaraan lagi.
[Artinya dia memiliki bakat melebihi Lyle, dan mereka di sekitarnya mengakui itu? Apa itu terdengar masuk akal, Generasi Ketujuh-kun?]
Kakekku memiringkan kepalanya.
[Tidak, sementara aku memang menganggap dia imut sebagai cucuku, dia menjadi sehebat itu… seperti yang kupikirkan, tidak mungkin.]
Kakekku menyangkalnya. Aku sependapat. Pada waktu kakekku masih hidup, atmosfir di mansion normal.
Aku tidak secara khusus tidak akur dengan adikku, juga.
[Jadi sekitar waktu dia tujuh, atau delapan tahun, atmosfirnya berubah. Kalau begitu itu kemungkinan sebuah skil bermanifestasi dalam dirinya. Itulah kira-kira saat hal-hal itu mulai muncul, pada paling awal.]
Pendapat itu disangkal oleh Ketiga.
[Aku penasaran. Meskipun itu bermanifestasi, ada banyak kasus dimana itu tidak disadari. Meskipun itu ada, orang-orang hanya bisa mempraktikkannya sekitar umur sepuluh. Artinya waktunya agak molor? Maksudku, Lyle sendiri punya satu skil pada dirinya, tapi sepertinya dia masih belum menyadarinya.]
[Skil] … Bagi manusia yang hidup di dunia ini, itu adalah berkah ilahi terpisah dari sihir yang dikaruniakan oleh dewa.
Ada aturan umum bahwa satu Skil per orang, dan itu merupakan jalan manusia untuk berjuang memoles skil itu.
Tentu saja, di masa lalu, skill itu bisa dibuat kembali dengan teknologi. Salah satunya, gem yang aku terima diberikan satu Skil oleh satu Kepala Keluarga dari masa lalu…
(Tunggu sebentar. Aku mulai mendengar suara-suara sekitar saat aku sedang dirawat di pondoknya Zell, kan? Kemudian aku mulai mendengarnya lebih jelas… dari saat aku menerima gem itu.)
Menyadarinya, aku mengangkat kepalaku. Seolah menyiratkan bahwa sudah cukup lama bagiku, Generasi Ketiga bicara. Dia juga memberitahuku Skil yang kuterima.
[Skill tidak memiliki bentuk pasti, tapi gem itu bereaksi padanya untuk mencoba dan menyimpannya. Itulah kenapa sejak kami semua terekam di dalam gem ini, kami bisa merasakannya.]
Aku mencoba mengkonfirmasi dengan Generasi Ketiga yang secara mengejutkan berpengetahuan pada apa Skil yang kupunya.
“Um, jadi pada akhirnya, apa sebenarnya Skilku?”
[Aku tidak tahu sejauh itu. Tapi gem biru memiliki skil [Support], jadi mungkin salah satunya.]
Skil umumnya digolongkan menjadi tiga kategori.
Satu dengan pertarungan dekat sebagai dasarnya, [Vanguard]. Yang ini dikatakan bermanifestasi dalam gem merah.
Gem kuning memiliki Skil [Rearguard].
Biru adalah support.
Itulah tiga klasifikasi skil, tapi di masa lalu, katanya seseorang bisa mengendalikan arah Skil mereka sendiri, hingga batas tertentu, dengan Gem.
Alasan skil support umum di Keluarga Walt adalah karena mereka membawa gem biru pada mereka.
“… Jadi itu menjadikanku Support?”
[Kau terdengar tidak puas. Tapi di jamanku, Support berjaya.]
Generasi Ketiga menatap wajah tidak puasku selagi dia bicara.
Di era sekarang, skil high-firepower Rearguard yang disukai.
Tapi…
[Di jamanku, adalah Vanguard, dan Support. Mendapatkan Rearguard adalah ketidakberuntungan.]
Selagi kakekku mengatakan itu, Generasi Kedua memberikan tatapan mempertanyakan.
[Di waktuku, support tidaklah beruntung. Apa itu berubah menurut waktu?]
Keempat mengembalikan pembicaraan melenceng ke jalur.
[Intinya, kau bilang kemungkinan semacam Skil bermanifestasi dalam gadis Celes itu, dan membuat mereka merubah keputusan mereka itu rendah. Itu akan berarti bahwa Lyle memang tidak punya kapasitas yang diperlukan untuk menjadi pewaris.]
Bahkan saat diberitahu sesuatu seperti itu, aku tak bisa mengatakan apa-apa. Aku memang mengusahakan diriku mati-matian, tapi tak pernah kerja kerasku membuat siapapun memberitahuku bahwa aku pantas sebagai kepala selanjutnya.
Di Keluarga Walt, yang telah menjadirumah bagi seorang Count, jika kau diberitahu kau kurang kibijaksanaan yang diperlukan untuk meneruskan gelar, maka itu adalah akhirnya.
Tapi…
[Tapi itu terlalu aneh. Melihat pada penerimaan mereka pada anak ini, dia tidak seburuk itu. Maksudku, bahkan sekarang, dia memiliki retainer{TLnote: abdi} yang bisa diandalkan dengannya, dan meskipun Lyle tidak sebegitu bisa diandalkan, normal untuk seorang anak laki-laki untuk dipilih sebagai seorang pewaris. Meskipun gadis bernama Celes itu dipenuhi dengan anugrah, kerugian dari menamakannya penerus terlalu tinggi.]
Generasi Kelima dengan tidak tertarik membicarakan kerugiannya memiliki kepala seorang perempuan. Tapi sebenarnya, sudah ada beberapa Keluarga dengan pemimpin seperti itu.
Akan tetapi, alasan utamanya adalah perwakilan, dan adat Keluarganya. Di keluarga dengan Garis Silsilah Perempuan, tidaklah jarang untuk adanya pembicaraan seorang laki-laki menjadi pewaris, tapi kebalikannya tidak sering didengar.
Maksudku, jika waktunya tiba, kepala keluarga harus berbaris keluar ke medan perang.
Jumlah keluarga yang akan mengerahkan seorang gadis dalam situasi semacam itu jarang. Aku takkan bilang tidak ada, tapi tetap, mereka sangat minoritas.
[Brod, bagaimana dengan vasal{TLnote:pengikut}? Apa ada faksi berkumpul di sekitar dia dalam plot untuk mengambil kendali Keluarga?]
Pada usulan Keenam, Kakekku mulai berpikir.
[Aku takkan bilang tidak ada yang berniat semacam itu, tapi status sosial dari para vasal terlalu rendah. Itu tidak mungkin bagi mereka untuk mengambil kendali dengan menikah. Keluarga yang statusnya paling dekat dengan kita adalah Keluarga Forxuz yang patriarkhal, tapi mereka tidak pernah melakukan sesuatu semacam itu sejak dulu sekali…]
Di sana, Generasi Kedua bereaksi.
[Eh? Retainermu adalah Forxuz itu? Eh! Eeeeeeh!?]
Pertama, yang hilang dalam pikiran, juga berdiri kebingungan.
[Maksudmu Forxuz, maksudmu mereka itu!? Yang dari wilayah tetangga!? Itu keluarganya paman, bukan!?]
Paman? Aku tidak tahu pa yang terjadi sama sekali.
Sejak dahulu, Keluarga Forxuz tunduk pada Keluarga Walt. Mereka adalah sesuatu seperti keluarga retainer/abdi kami. Status mereka adalah Baron, tapi tanah mereka diberikan pada mereka oleh Keluarga Walt orang tuaku.
Generasi Keempat juga salah tingkah.
Tapi Kelima…
[Memangnya kenapa? Maksudku, kita naik pangkat, dan mendapatkan kendali atas wilayah sekeliling. Untuk Forxuz yang enggan untuk pindah, kita dengan murah hati memberi mereka wilayah, jadi itu normal untuk mereka menjadi retainer kita, kan?]
Tapi di sana, Generasi Kedua membentak.
[Jangan bercanda! Kau pikir seberapa jauh hutang kita pada mereka!? Kalian semua, kalau Keluarga Forxuz tidak bertetangga dengan kita, tak satupun dari kita akan berada di sini!]
Kedua menekankan betapa mereka telah mengurusi kita, sementara Keempat bertanya Kelima dengan wajah terkejut.
[Apa maksudnya ini? Aku berkata padamu, kan? Mereka telah banyak sekali membantu kita, jadi kau pastikan untuk menjaga hubungan baik dengan mereka, kan!?]
Di sana, Kelima memberikan sebuah jawaban tidak tertarik.
[Yeah, yeah, dan itulah kenapa aku mengisi semua dokumen agar Keluarga Forxuz bisa naik status juga. Aku jelas melakukannya, kan?]
Selagi Kelima meminta konfirmasi dari Keenam, Generasi Keenam mengangguk.
[Yah, yeah. Memang.]
Selagi mendengarkan pertukaran ini, aku berpikir.
(Ini menjadi sedikit rumit. Dan tunggu, suara-suara mereka seperti menjadi agak jauh…)
Dan di sini, aku mendengar suara seseorang yang tidak di sana.
“Lyle-sama?”
—
—
—
“Lyle-sama, aku sudah selesai.”
“Eh… yeah.”
Saat aku membuka mataku, aku masih duduk di kursi yang berderit dan bergoyang. Mungkin karena aku lelah, aku tertidur cukup nyenyak.
Telah mengelap tubuhnya, dan membasuh rambutnya, Novem berdiri di depanku.
“Aku lihat kamu kelelahan. Aku sudah mencuci pakaian dalammu di air panas, dan menggantungnya agar kering. Seharusnya akan selesai kering besok.”
“Ah, maaf soal itu.”
Selagi aku berdiri, pijakanku goyah. Novem menopang tubuhku, selagi kami menuju kamar.
(Apa semua itu mimpi?)
Saat aku memikirkan itu, suara Generasi Pertama terdengar.
[Tunggu sebentar… apa nama belakang anak itu? Aku mulai penasaran. Udara di sekitarnya agak familiar…”
Dan aku mendengar kakekku, juga.
[Dia sudah tumbuh cukup besar, tapi itu putri kedua keluarga Forxuz. Aku tak pernah berpikir dia akan menjadi tunangannya Lyle, maksudku, status mereka terlalu terpisah.]
[Apaaaaaaaaaa!!]
Pertama berteriak. Itu benar-benar keras, tapi tetap spertinya Novem tidak mendengar apa-apa.
“… Jadi itu bukan mimipi.”
Selagi aku menggumam, Novem memiringkan kepalanya.
“Ada apa, Lyle-sama?”
Tapi lebih penting lagi, perasaan letih ini tak bisa ditahan. Aku bahkan lebih kelelahan daripada sebelumnya, dan berjalan saja kerepotan. Aku tak pernah mengalami selelah ini sebelumnya. Setelah membawaku ke tempat tidur, aku berbaring di tempat, dan langsung tertidur. Yang terakhir kudengar adalah suara lembut Novem.
Saat aku berbaring, dia menarik selimut di atasku.
“Selamat malam, Lyle-sama.”
***
Prev | TOC | Next